Pulau Belitong merupakan salah satu pulau di Indonesia dengan destinasi wisata yang memukau. Salah satu destinasi wisata yang ada di pulau ini adalah Desa Wisata Limbongan. Desa wisata ini memiliki keseluruhan luas 13.842,72 hektar yang terletak di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Jarak Desa Limbongan jika dihitung dari Bandar Udara Internasional H.A.S.Hanandjoeddin, sekitar 72 km atau setara dengan 1 jam 30 menit perjalanan, baik menggunakan motor, maupun menggunakan mobil. Penduduk Desa Limbongan berjumlah 1.600 jiwa dengan 558 kk , begitu juga mempunyai 9 pulau yang tidak berpenghuni dan tersebar di dua dusun, yaitu Dusun Limbongan 1 dan Dusun Limbongan 2, begitu halnya desa wisata ini juga merupakan desa wisata julukan alat kesenian tradisional yang masih dilestarikan sampai sekarang ini, seperti lesong ketintong, Gambangan dan Gambus inang-inang.
Sejak tahun 2017, upaya pengembangan desa Limbongan terus dilakukan. Berbagai hal terus dibenahi untuk menciptakan destinasi wisata yang menarik serta mampu bersaing, baik secara regional, bahkan internasional. Untuk mewujudkan hal itu, Desa Limbongan menawarkan daya tarik wisata yang cukup variative. Adapun daya tarik tersebut sebagai berikut.
Dari sekian banyak destinasi wisata di Pulau Belitung, Wisata Gunong Lumut merupakan salah satu destinasi di Desa Limbongan yang mempunyai daya tarik khusus. Gunong Lumut memiliki keunikan berbeda dibandingkan dengan wisata lain yang ada di Pulau Belitung. Gunong Lumut memiliki ketinggian 168 mdpl dengan hamparan karpet hijau yang indah. Karpet hijau ini adalah hamparan lumut dengan ketebalan 5 sentimeter yang menyelimuti Gunong lumut. Ada berbagai jenis lumut yang tumbuh di Gunong Lumut. Itulah sebabnya mengapa gunung ini disebut Gunong Lumut. Selain lumut, ada juga flora dan fauna yang tumbuh di gunung ini. Misalnya, hewan endemik yang hanya di Pulau Belitung hidup di gunung ini. Hewan endemik tersebut adalah Tokek Ahok yang memiliki nama latin Cnemaspis Purnamai. Adapun fauna yang tumbuh di gunung ini adalah beberapa jenis Anggrek dan lain-lain.
Karena banyak potensi yang menarik di Gunong Lumut, pada Februari 2017, Pemerintah Daerah setempat pertama kali membuka kawasan ini sebagai objek wisata. Bahkan, pada tahun 2021, Gunong Lumut menjadi geopark pertama di Pulau Belitung yang masuk dalam UNESCO Global Geopark. Panaroma lumutnya dapat dinikmati di puncak gunung. Namun, bukan hanya pesona lumut saja yang disaksika di sini, melainkan juga pemandangan alam` sekitar yang sangat menakjubkan.Udara di kawasan gunung ini juga terasa sejuk hingga membuat suasana makin nyaman.
Hutan di kawasan Gunong Lumut ini memiliki total 18 hektar. Dari total tersebut, 3 hektar di antararanya adalah hamparan lumut yang dapat dinikmati keindahannya. Ada sebuah gardu pandang atau anjungan yang dapat digunakan oleh wisatawan agar leluasa menikmati pemandangan ini.
Saat ini, Gunong Lumut juga telah menjadi Wisata Etnobiologi Desa Wisata Limbongan. Kawasan wisata ini dikelola oleh Pokdarwis dan Karang Taruna Desa Limbongan. Hal tersebut diatur berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur Nomor 012.a Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nomor 004 Tahun 2020 Tentang Pengukuhan Perubahan Kepengurusan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Lindong Lumut Desa Limbongan, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur.
2. Atraksi Teater Lanun
Pada zaman dulu, kehidupan manusia belum dilengkapi dengan hidup struktur kepemerintahan seperti sekarang ini. Walaupun negara ini sudah ada, cara hidup masyarakat masih identic dengan kebijakan hidup masing-masing. Bahkan, masih berbalut dengan hokum rimba yang masih ada pada masa itu. Oleh karena itu, kehidupan manusia masih diliputi kemiskinan dan kesengsaraan.
Inilah awal kisah sebuah kampung yang manusianya tinggal dengan cara ber-kubok ‘perkampungan kecil’ untuk memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat pada masa itu hidup dengan bercocok tanam atau dikenal dengan beume betaun. Tanaman yang ditanam pun beragam, mulai dari padi, singkong, pisang, nanas, tebu, talas, hingga keladi.
Adapun kampung yang belum mempunyai nama ini terdiri atas empat kubok, yaitu Kubok Sengkuang, Kubok Jelutong, Kubok Tulong Kijang, dan Kubok Menterong. Keempat kubok tersebut dikepalai oleh seorang yang gagah dan perkasa, berilmu tinggi, dan sangat berani sesuai dengan ilmu yang dimiliknya, yaitu Tuk Sembulu. Namun, pada prinsipnya, kehidupan di kubok-kubok belum berubah sesuai dengan apa yang diceritakan. Sebagai kepala kubok atau sang perkasa, Tuk Sembulu mempunyai kubok di bagian hilir Sungai Sebulu. Sungai Sebulu atau yang dikenal dengan Sungai Sembuluk berasal dari kata sebulu ‘bersatu’ dan mengalir dari suatu tempat, kemudian melintasi kampung tersebut, hingga akhirnya bermuara ke laut. Namun, hal itu tidak mengurangi kesatuan dengan kubok-kubok yang lain. Mereka tetap hidup tenteram dan aman pada masa itu.
Setelah bertahun-tahun, datanglah sekelompok manusia dari daerah lain. Mereka datang menggunakan perahu layar. Di perahu-perahu itu terdapat senjata tajam yang mereka bawa. Mereka masuk dari muara hingga mudik ke arah hulu sungai. Kemudian mereka naik ke daratan dan mulai menjelajah kampong hingga menemukan kubok-kubok tadi. Kejadian itu menjadi awal mereka mengatakan dirinya sebagai Lanun. Mereka pun akhirnya mulai memaksa, merampok, hingga memerkosa istri-istri orang di kubok. Lantas melakukan perbuatan apa saja yang mereka kehendaki. Sehingga, dibuatlah sebuah Teater lanun yang menceritakan Sejarah desa limbongan ini dan diperankan lah oleh Masyarakat local . Untuk membangun sejarah hidup Kembali dan memeperkenalkan kepada Masyarakat luas dan anak-anak generasi yanga ada didesa limbongan
3. Atraksi Lesong Ketintong
Atraksi ini menceritakan tentang adu ketangkasan antara empat kubok, yaitu Kubok Sengkuang ,Ngenterongan, Tulong Kijang, dan Jelutong. Ketangkasan pemain dalam bermain juga akan berpengaruh dalam melahirkan irama-irama tertentu yang teratur pada saat alu dipukul pada lesong (lesung). Perwakilan dari tiap-tiap kubok ini memainkan Lesong Ketintong dengan hikmat karena permainan ini adalah cerminan untuk mengikat tali persaudaraan pada zaman itu. Permainan Lesong Ketintong juga termasuk hiburan rakyat pada saat panen padi. Mereka memainkan Lesong Ketintong untuk menghilangkan rasa kebosanan. Konon orang dahulu penamaan ini muncul karena suara yang dihasilkan dari pukulan alu pada lesong, yang berbunyi Tang Ting Tong maka disebutlah Lesong Ketintong.
Pada zaman sekarang, Lesong Ketintong hanya dimainkan saat acara Maras Taun. Maras taun merupakan upacara adat di perkampungan yang dilakukan petani sebagai rasa Syukur kepada allah swt atas panen padi ladang. Dimana upacara maras taun ini terkait erat dengan ladang berpindah yang dalam Bahasa Belitong disebut “ume”.untuk be ume ,seseorang selalu berhubungan dengan dukun kampong. Peran dukun kampong dalam be ume sangat besar .mulai dari menentukan tempat sampai berakhirnya panen padi selalu melibatkan dukun kampong. Pada tahun 2017—2018, tim pemain Lesong Ketintong Desa Limbongan, baik putra, maupun putri meraih juara 1 pada Ajang Festival Seni dan Budaya Belitong.
Permainan ini terdiri atas beberapa tahap. Pertama, atraksi satu, yaitu atraksi permainan alu tiga dengan saling berhadapan. Tahap ini menguji fokus dan keseriusan pemain. Kedua, atraksi dua, yaitu memutar alu empat yang melatih keseimbangan ke arah samping. Ketiga, atraksi tiga, yaitu atraksi alu lima yaitu kembali ke menguji fokus dan keseriusan dengan saling berhadapan. Keempat, atraksi empat, yaitu atraksi alu ketujuh. Atraksi ini sangat rumit sehingga butuh keseriusan, fokus, dan keseimbangan yang baik. Lebih detail, atraksi ini dilakukan dengan cara saling melempar alu dengan cara bersilang. Kelima, atraksi lima, yaitu atraksi alu kedelapan. Atraksi ini menguji keseimbangan dengan memutar alu. Tahap ini juga menjadi atraksi penutup Lesong Ketintong. Nah, kenapa tidak ada atraksi alu keenam? Jawabannya karena atraksi ini akan membuat gerakan yang tidak seimbang (timpang).
Bahan yang digunakan untuk membuat Lesong adalah kayu meranti atau kayu ludai. Ukuran Lesong kurang lebih 1.5 meter. Sementara itu, bahan yang digunakan untuk membuat alu Ketintong, yaitu kayu bettor atau kayu medang. Ukuran kayu alu ini kurang lebih 80 sentimeter.
4. Atraksi Gambus Inang Inang
Atraksi ini merupakan salah satu atraksi yang dimainkan oleh dua orang. Atraksi Gambus terdiri atas dua atraksi, yaitu atraksi Begambus Inang-Inang dan Atraksi Begambus Sepen. Begambus Inang-Inang dimainkan dengan iringan syair, sedangkan Begambus Sepen dimainkan dengan iringan pantun. menyanyikan lagu syair sambil bercerita Asal-usul .gambus ini adalah menceritakan seorang pemuda yang telah beristri yang ingin merayu istrinya supaya terlihat ceria. Pada saat itulah sang suami pergi ke hutan dan menemukan sebatang pohon yang roboh, yaitu kayu pelaik. Setelah itu, diukirlah kayu itu menjadi alat musik Gambus dengan menggunakan senar berbahan nilo. Gambus tersebut menghasilkan suara merdu seakan bikin jatuh hati. Pada akhirnya, sang suami dan istirnya bersenang ria sambal menyanyikan lagu Inang-Inang.
5. Atraksi Gambangan
Atraksi merupakan salah satu atraksi yang menceritakan beume. Gambangan ini biasanya ditempatkan di pondok tinggi yang disebut membarongan. Gambangan ini dimainkan oleh empat kubok yang saling sapa, satunya memainkan, yang lainnya saling balas dengan memainkan Gambangan. Arti dari saling menyapa tersebut ialah mereka saling memberikan informasi bahwa mereka juga telah panen padi. Ketika mereka mainkan Gambangan, seakan suaranya sangat menyejukkan suasana. Hati seakan goyah ingin menghampiri sumber suara itu. Begitu juga suara alunan music gambangan ini digunakan untuk menjaga padi dari gangguan hama kera dan Binatang liar lainnya. Gambangan ini terbuat dari kayu sengkerubong sedangkan alat pukulnya menggunkan kayu bettor dan kayu samak..
- DESA WISATA LIMBONGAN YANG DIKENAL ADALAH DESTINASI SATU SATUNYA YANG MEMILIKI WISATA YANG UNIK DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG YAITU GUNUNG LUMUT. -DESA WISATA LIMBONGAN JUGA MERUPAKAN SALAH SATU TERPILIHNYA DESA PROKLIM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG -DESA WISATA LIMBONGAN JUGA DESA WISATA YANG MEMILIKI IKON CIRI KHAS KESENIAN SENDIRI DALAM PELESTARIAN KESENIANNYA SALAH SATUNYA YAITU LESONG KETINTONG YANG HANYA MASIH ADA DI DESA WISATA LIMBONGAN, BEGITU JUGA DENGAN TEATERNYA YANG MENCERITAKAN ASAL USUL TERJADINYA DESA LIMBONGAN YANG DISEBUT "TEATER LANUN". - DESA WISATA LIMBONGAN MERUPAKAN DESA YANG TERLUAS YANG MEMILIKI 13.842,72 HEKTAR DIMANA PENGHUNINYA HANYA SEDIKIT DAN BEGITU JUGA MEMILIKI 9 PULAU TERSENDIRI YANG TIDAK BERPENGHUNI DENGAN AKAN KAYANYA POTENSI DESA YANG DIMILIKI.
- WISATAWAN YANG MASUK KE DESA WISATA LIMBONGAN HARUS MEMILIKI DAMPAK EKONOMI YANG KUAT UNTUK MEMPROMOSIKAN DESA WISATA LIMBONGAN DAN TERUS MENJADI PUSAT WISATA DENGAN MENGENAL KEARIFAN LOKAL DESA LIMBONGAN YANG MEMBUAT WISATAWAN MENJADI BETAH , BEGITU JUGA SEMAKIN DIKENAL KE MANCANEGARA MAUPUN INTERNASIONAL.