Festival Chit Ngiat Pan ( Sembahyang Rebut )
Tradisi Sembahyang Rebut Merupakan Festival yg rutin dirayakan oleh masyarakat tionghoa di Desa Rebo. Festival ini dirayakan tiap tanggal 15 Bulan 7 Penanggalan Kalender China. Di hari Sembahyang Rebut masyarakat melakukan persembahan seperti umbi-umbian, kacang, sayuran dan buah hasil pertanian di depan altar Thai Se Ja. Thai Se Ja sendiri merupakan perwujudan dari raja akhirat yang buat sedemikian rupa berbentuk patung setinggi ± 6 Meter. Sembahyang ini dimaksudkan untuk menghormati leluhur yang dikenali dan arwah leluhur yang tidak dikenali dan menurut kepercayaan Konghucu bulan ke tujuh merupakan bulan yang harus di jaga keseimbangannya karena ada saatnya kita menerima dan ada saatnya kita memberi, sehingga antara Yin dan Yang itu bisa seimbang.
Rangkaian acara dari festival ini yaitu adanya doa-doa bagi umat Konghucu dan persembahan makanan hasil pertanian yang diisi di altar bersama patung raja hantu. Kemudian masyarakat dapat merebutkan makanan tersebut di altar sesajen. Sementara gangguan dan godaan umat manusia disimbolkan dengan dibangunnya replika sosok raja hantu tersebut pada akhirnya ke acara puncak yaitu membakar patung dan semua yang ada di altar tersebut, yang memberikan nuansa hangat di malam hari dengan kobaran api tersebut. Kegiatan ini dilakukan agar umat manusia dapat saling mengerti dan berbagi satu sama lain.