Benteng Penutuk terletak 3.5 km dari Desa Penutuk Kecamatan Lepar. Perjalanan ke benteng ini dapat ditempuh selama ± 40 menit melalui jalur darat dari kota Toboali menunju ke Pelabuhan Sadai berkendara, dan dilanjutkan dengan perjalanan laut menggunakan speed lidah/kapal motor selama ± 10 menit ke Pelabuhan Penutuk.
Tak seperti di Benteng Toboali, di Benteng Penutuk wisatawan tidak akan menemukan reruntuhan batu bata atau potongan dinding semen tebal. Dahulu, Penutuk terkenal dengan tiga meriam yang digunakan oleh oleh koloni pada masa penjajahan. Di antaranya yang masih ada sekarang yaitu di bukit Penyengat. Saat berkunjung ke sana, wisatawan akan disuguhi pemandangan yang rindang akan pepohonan. Meriam Penyengat dilindungi dan ditempatkan menghadap ke laut lepas Pulau Tinggi. Pada zaman dahulu, meriam-meriam di Penutuk seperti kedua meriam yang berada di bukit Penyengat ini dipakai dalam pertempuran laut. Meriam tersebut ditempatkan di atas kereta kayu sehingga mudah untuk dipindahkan. Tak jauh dari bukit Penyengat, terdapat makam keramat dari tokoh agama sekaligus seorang raja bernama Syech Abbas, beserta istri dan anaknya.